PROVINSI JAMBI
Kota Jambi
Candi
Solok Sipin terletak di tepi Batanghari ,Kecamatan Jambi
Kota, Kota Jambi . Jarak dari tepian sungai sekitar 200 meter. Keadaan permukaan
tanahnya berbukit-bukit gelombang lemah. Keadaan permukaan tanahnya
tidak rata. Seluruh areal situs berukuran sekitar 10 km², Pada tahun 1954 situs ini pernah dikunjungi
oleh tim dari Dinas Purbakala. Pada waktu pertama kalinya dikunjungi
keadaan situs masih berupa semak belukar yang ditumbuhi lalang dan
tanaman perdu.Tragisnya, tahun 1970 an buldozer diizinkan untuk melewati situs arkeologi ini untuk pembangunan rumah. Hal ini mengakibatkan rekonstruksi situs tidak bisa dilakukan , karena banyak rumah yang dibangun di atas lokasi yang harusnya digali . Sisa -sisa batu bata pun ditumpuk dalam 4 kelompok di dalam Candi Solok Sipin . Dan ekskavasi
yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional tahun 1983 hanya
berhasil menampakkan sisa fondasi bangunan bata candi pada aera yang belum dibangun perumahan .
Peninggalan yang ditemukan di Candi Solok Sipin antara lain :
Empat buah makara, masing-masing berukuran tinggi 1,10 meter, 1,21 meter, 1,40 meter, dan 1,45 meter. Pada setiap makara mempunyai hiasan rāksasa yang digambarkan seolah-olah berdiri sambil membuka mulut makara. Setiap rāksasa membawa tali dan sebuah tongkat besar yang di bahagian hujungnya terdapat hiasan kuntum bunga.
Makara yang berukuran 1,45 Meter, foto kiri dari empat buah makara yang ditemukan dari Solok Sipin mempunyai tarikh 986 Śaka atau 1064 Masehi dan tulisan yang berbunyi : //(pasumba) lini mpu Dharmmawira (?)//i śaka 986//. Prasasti angkatahun ini ditemukan pada tahun 1902 dan pertama kali dibaca dan diterbitkan oleh Brandes (NBG 1902: 34-36). Hiasannya berupa dua rāksasa yang masing-masing memegang lingkaran tali di hadapan bahu kanannya, dan satu rāksasa lagi membiarkan lingkaran tali jatuh di bahagian pinggang sebelah kiri. Kedua rāksasa tersebut digambarkan memakai kain cawat, subang telinga, gelang tangan, dan gelang kaki. Hiasannya yang dipahatkan pada makara menunjukkan suatu gaya seni yang tinggi yang dapat disejajarkan dengan gaya seni yang terbaik di Jawa yang berkembang pada abad ke-8 Masehi (Suleiman 1976: 3). Dilihat ukuran makara yang cukup besar, menunjukkan berasal dari sebuah bangunan yang besar. Makara dengan prasasti angka tahun ini sekarang disimpan di Musium Nasional, Jakarta, dengan nomor inventaris 459b, sedangkan prasastinya bernombor D.110.
Arca Buddha yang sekarang disimpan di Museum
Nasional . Arca ini digambarkan dalam sikap berdiri dan memakai jubah yang
seolah-olah transparan. Bentuk wajahnya bulat dengan kedua telinga yang
panjang, usnīsha-nya rendah, dan leher yang berlipat-lipat.
Keadaan arca sudah rusak dengan kedua belah tangannya telah hilang dan
bagian hidung rusak. Tinggi arca keseluruhan 1,72 meter. Arca Buddha
ini ditemukan di antara runtuhan bangunan Candi Sekarabah dan Candi
Kuto. Menurut dugaan Satyawati Suleiman arca ini berlanggam Post-Gupta yaitu
seni aliran Pāla, seperti yang ditemukan juga di Borobudur dan
Prambanan (1976: 4). Tetapi Nik Hassan menduga berasal dari sekitar
abad ke-7 Masehi (Shuhaimi 1992: 47). Selain yang disimpan di Museum Nasional , terdapat pula yang disimpan di Museum Negeri Jambi yakni Stupa berukuran 4 meter dan lapik . Stupa yang ditemukan ini menunjukkan bahwa Candi Solok Sipin adalah Candi Buddha . Dan adanya lapik menunjukkan bahwa ada sebuah arca yang harusnya ada di atasnya .
Lapik Arca Stupa