koding

Selamat Datang di Laman Situs Hindu- Budha Kawasan Sumatera, Madura, dan Kalimantan Republik Indonesia. Selamat Menambah ilmu. Lestarikan Cagar Budaya Kita ! Sadarkan Masyarakat Kita ! UU No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR:PM.49/UM.001/MKP/2009 TENTANG PEDOMAN PELESTARIAN BENDA CAGAR BUDAYA DAN SITUS.

Rabu, 17 Oktober 2012

BIARO SIMANGAMBAT

PROVINSI SUMATERA UTARA 
Kabupaten Mandailing Natal

     Secara administratif situs Biaro Simangambat termasuk wilayah Lingkungan VI, Kelurahan Simangambat, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing-Natal .Bentang lahan situs Simangambat merupakan daerah aluvial dengan ketinggian sekitar 200 m dari permukaan air laut. Bentang aluvial di daerah ini terbentuk sebagai hasil sedimentasi DAS Batang Angkola yang diapit oleh jajaran Pegunungan Bukit Barisan di sisi barat dan timurnya. Bentukan lembah di sepanjang DAS Batang Angkola yang tidak terlalu lebar ini merupakan daerah yang subur, sehingga banyak masyarakat daerah ini yang bercocoktanam padi sawah (Oryza sativa). Saat ini sawah-sawah tersebut telah diairi oleh irigasi teknis yang memungkinkan para petani menanam padi 3 kali dalam setahun. Selain ditopang oleh irigasi teknis, masih banyak juga sawah-sawah yang diairi oleh sungai-sungai kecil di sepanjang DAS Batang Angkola, antara lain Sungai Aek Muara Sada yang mengalir di daerah Simangambat dan Sungai Aek Siancing yang mengalir di daerah Siabu.
     Situs Biaro Simangambat sendiri dilaporkan pertama kali oleh Schnitger pada tahun 1937. Pada saat itu dikatakan bahwa candi ini berupa candi bata yang sudah runtuh terdiri dari bangunan induk dan beberapa perwara. (Schnitger, 1937). Batu-batu candi yang berelief kemudian dikumpulkan pada sebuah tanah lapang (ibid, 1937). Tinjauan kedua dilakukan oleh Bennet Bronson pada tahun 1970 an , dan dikatakan bahwa candi ini sudah ditutupi oleh tanah dan alang-alang. Tim Puslitbang Arkenas melakukan survei dan pendataan pada tahun 2007, candi diketahui hanya berupa gundukan yang dibagian permukaannya ditutupi semak belukar dan batu berelief berserakan di sekitarnya. Menurut Bronson (1973) sebagian batu berelief sudah hilang atau diambil oleh penduduk dan digunakan sebagai tangga atau umpak rumah, serta tungku untuk memasak nilam. Lokasi candi juga sudah berubah menjadi kebun Pohon Pinang.
     Kemudian pada tahun 2008, tim Pulitbang melakukan ekskavasi pertama kali di situs ini. Hasilnya adalah ditemukan pintu masuk candi yang berada di sisi timur, beserta salah satu makara, kepala kala, lapik kala dan dorpeel, dan ceplok bunga hiasan makara. Bentuk makara candi ini berbeda dengan makara pada umumnya di candi-candi Padang Lawas. Pada tahun 2009, tim Puslibang Arkenas melanjutkan penelitian di candi ini. Bersama-sama dengan tim dari Balai Arkeologi Medan, tim membuka 24 kotak atau grid. Hasil dari ekskavasi ini, delapan puluh persen bagian candi berhasil ditampakkan.Kegiatan penelitian tersebut juga menghasilkan beberapa artefak sebagai temuan permukaan dan hasil ekskavasi di situs itu. 
    Adapun beberapa batu candi yang masih terdapat di sekitar Biaro Simangambat adalah fragmen ambang pintu berbentuk kepala kala dan fragmen batu berelief pilar. Fragmen ambang pintu candi terbuat dari batu pasir (sandstone) berukuran 50 X 50 X 20 Cm. Muka kala ini mempunyai mata bulat, hidung lebar, dan pipi tebal. Di bagian bawah muka kala ini dipahat sulur-suluran. Di bagian atas batu ini merupakan bidang datar dan terdapat goresan di tepinya yang diduga merupakan takikan untuk mengaitkan batu di bagian atasnya. Demikian juga pada fragmen batu berelief pilar juga terdapat lubang berbentuk segi empat, yang fungsinya diperkirakan sebagai batu kunci .

    Hasil analisis terhadap artefak-artefak yang ditemukan di permukaan tanah maupun hasil ekskavasi adalah:
A. Teknologi bangunan candi
   Candi Simangambat berukuran 4 x 4 m dengan pintu candi berada di sisi timur. Bahan bangunan terdiri dari bata dan batu pasiran, umumnya bahan bata berada pada bagian dalam. Bahan batu pasiran (sandstone) berada pada sisi luar dan umumnya memiliki fungsi dekoratif dan berelief. Konstruksi fondasi candi memakai sistem batu isian, hal ini nampak pada kotak ekskavasi yang menunjukkan adanya ruangan struktur bata dengan batu isian yang terdiri kerakal dan pecahan bata di dalamnya. Pada beberapa batu pasiran berfungsi sebagai bagian dari sistim ikatan batu kunci dan beberapa bata berbentuk sudut yang juga berfungsi sebagai batu kunci.

B. Dekorasi dan seni hias
    Sebagian besar relief dekorasi candi/ biaro Simangambat tertatah pada batu candi dari bahan batu pasiran (sandstone). Berbeda dengan dekorasi candi /biaro di Padang Lawas atau Sumatra Utara pada umumnya. Dekorasi di candi/ biaro ini nampak lebih raya dengan teknik high relief. N.J Krom (1923) dalam tulisannya menyebutkan bahwa peninggalan-peninggalan di Padang Lawas disebut "on Javaansch" yang berarti "gaya seni pahat bangunan-bangunan di Padang Lawas tidak mirip dengan gaya seni pada bangunan-bangunan di Jawa

". Ia melihat banyaknya persamaan dengan pahatan di India Selatan atau Asia Tenggara daratan (Myanmar, Thailand, dan Vietnam). Selanjutnya Krom menghubungkan peninggalan di Padang Lawas dengan Śrīwijaya. Akan tetapi apakah gaya seni di Simangambat ini termasuk yang disebut Krom di atas, hal ini masih diperlukan telaah dan penelitian lebih lanjut.
 


C. Unsur keagamaan
   Pada ekskavasi tahun 2009, di bawah makara candi ditemukan arca Nandi. Dengan adanya temuan ini maka dapat dipastikan bahwa candi /biaro Simangambat merupakan candi berunsur agama Hindu. Selain arca Nandi, pada bagian lain dari candi ditemukan dua buah periuk yang setengah tertanam. Keduaperiuk tersebut ditemukan pada sisi luar dinding candi bagian utara berisikan beberapa fragmen emas, batuan kecil seperti serpih bilah, pecahan kaca, dan beberapa 
manik-manik. Setelah diangkat dan dibersihkan, isi dua buah periuk atau guci pendeman yang ditemukan pada kotak S6T5 spit 5 (125 cm), adalah berupa fragmen emas seberat 3 gr dengan kadar 20 karat, batuan serpih bilah, fragmen kaca, dan manik-manik. Fungsi periuk dan isinya ini masih belum diketahui secara pasti dan masih jarus diteliti lebih lanjut.

Sumber ( dengan perubahan):
Tinjauan Arsitektur Candi Simangambat

Tidak ada komentar: