KABUPATEN PADANG LAWAS
Biaro Tandihat-2 terletak di Desa Tandihat, Kecamatan Barumun Tengah, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara, jaraknya 0,48 km ke timur laut dari Biaro Tandihat 1. Secara geografis Biaro Tandihat-2 terletak pada 01°24'41,7" LU dan 99°45'20,6" BT, dengan ketinggian 71 meter di atas permukaan laut. Di sebelah barat daya Biaro Tandihat-2 terdapat Sungai Barumun yang mengalir dari barat ke timur berbelok 90° ke utara. Biaro yang ada berupa sisa- sisa biaro yang tertimbun tanah berjumlah 4 gundukan.
a) Biaro Induk

(Tim Penelitian Barumun 1995: 30-36). Denah bangunan biaro induk berbentuk empat persegi panjang membujur arah utara – selatan. Ukuran denah kaki bangunan adalah 4 X 6 meter Tubuh bangunan dibangun di atas kaki biaro berukuran lebih kecil dari bagian kakinya yaitu 12 m². Di sekeliling tubuh bangunan terdapat selasar yang lebarnya 1 meter. Jika dilihat dari runtuhan bangunan, diduga tubuh bangunan tidak merupakan suatu bangunan berdinding (mempunyai ruangan) (Tim Penelitian Barumun 1995: 37). Kumai bawah biaro berupa birai padma dan birai kumuda dan birai rata (patta) (Tim Penelitian Barumun 1995: 30-36). Denah bangunan biaro induk berbentuk empat persegi panjang membujur arah utara – selatan. Ukuran denah kaki bangunan adalah 4 X 6 meter Tubuh bangunan dibangun di atas kaki biaro berukuran lebih kecil dari bagian kakinya yaitu 12 m². Di sekeliling tubuh bangunan terdapat selasar yang lebarnya 1 meter. Jika dilihat dari runtuhan bangunan, diduga tubuh bangunan tidak merupakan suatu bangunan berdinding (mempunyairuangan) (Tim Penelitian Barumun 1995: 37).
b) Biaro Perwara
Di sebelah timur gundukan Biaro Induk pada jarak 10 meter terdapat gundukan tanah dengan ketinggian 20 cm. Temuan penting dari Biaro Tandihat-2 adalah prasasti yang dipahatkan pada kaki kiri depan arca singa yang telah hilang bagian kepalanya. Prasasti tersebut menggunakan bahasa Sanskerta dan aksara Jawa Kuna yang berbunyi Buddha i swakarma yang artinya Buddha dengan sebab akibat sendiri untuk penderitaan dan kebahagiaan. (Setianingsih dkk. 2003:9) Unsur bangunan yang terdapat di Biaro Tandihat 2 adalah:
c) Makara di sebelah kiri pipi tangga
Makara ditempatkan di sebelah utara tangga naik, pada saat dilakukan penelitian \makara 50 % tertimbun tanah, oleh karena itu deskripsi dilakukan berdasarkan hasil penggalian pada Biaro Tandihat-2 tahun 1995. Makara dibuat dari batu pasir (sandstone) dengan ukuran tinggi 110 cm, panjang 51 cm, lebar bagian depan 33 cm dan lebar bagian belakang 33 cm. Hiasan berupa sulur daun pada bagian belakang, dan di mulut makara digambarkan tokoh prajurit memakai mahkota dari pilinan rambut, memakai anting berbentuk lingkaran, dan memakai celana yang diikat dengan sampur. Tangan kirinya memegang perisai polos, sedangkan tangannya memegang pedang yang diarahkan ke atas di bagian belakang kepala. Tokoh digambarkan dalam posisi berdiri agak miring ke kanan, di atas deretan gigi. Kaki kanannya sedikit ditekuk, dan kaki kirinya miring ke kiri. Mengenakan kain di bagian perut dan paha, terdapat juntaian sampur di antara kedua kaki (Tim Penelitian Arkeologi Barumun 1995: 28).
d) Makara di sebelah kanan pipi tangga

e) Arca Singa berinskripsi
Arca singa terbuat dari batu, disimpan di Museum Sumatera Utara. Bagian kepala arca telah hilang dan bagian badan aus. Arca berukuran tinggi 50 cm, panjang 27 cm, dan lebar 28 cm. Terdapat surai yang dipahatkan di bawah dagu bersusun tiga, di bawah perut terdapat pola hias sulur. Pada kaki depan kiri terdapat inskripsi buddha i swakarmma yang berarti Buddha dengan perbuatan (karma) nya sendiri. Di antara dua kaki depan terdapat pahatan singa kecil. f) Arca Awalokiteçwara (Padmapani )
Padmapani adalah nama lain Bodhisattwa Awalokiteçwara yang mendapatkan namanya dari penggambarannya yang diwujudkan sebagai pemegang padma (Ayatrohaedi, dkk 1978: 116). Arca terbuat dari perunggu ditemukan oleh penduduk di sekitar Biaro Tandihat-2, sekarang disimpan di Museum Negeri Sumatera Utara. Kondisi arca agak aus dalam sikap duduk bersila di atas padmasana tunggal. Tokoh bertangan dua, tangan kanan dalam sikap
waramudra, telapak tangan kiri patah. Pada Jatamakutanya terdapat tokoh amitabha. Jamangnya berhias simbar dengan pola sulur tetapi aus. Memakai gelang polos. Selempang dada agak lebar dengan simpul di bahu kiri, menurun makin lebar ke pinggang kanan. Di kedua bahu terdapat rambut ikal terjuntai. Di kanan kiri pinggul terdapat rimpel sampur berbentuk pita ujungnya mengarah ke asana. Di samping pinggul kiri terdapat rumpun lotus, berupa bonggol, daun dan tangkai (Susetyo dkk 2009: 49). Awalokiteçwara adalah
Boddhisattwa yang bertugas masa kini. Ia adalah emanasi Amitābha sehingga arca Dhyānibuddha Amitābha selalu terlihat pada mahkotanya. Awalokiteçwara digambarkan dalam berbagai variasi tergantung pada aspeknya. Aspek-aspek Awalokiteçwara yaitu Amoghāpasa, Lokanātha, dan Padmapani. Arca Awalokiteçwara digambarkan bertangan 1-1000 (hanya ditemukan di Tibet). Di Indonesia terbanyak bertangan 10 disimpan di muse guimet (Ayatrohaedi, dkk 1978: 22-23). Di China Awalokiteçwara disebut Dewi Kwan Yin (Ayatrohaedi, dkk 1978: 29). Boddhisattwa adalah seseorang yang hampir dan mampu menjadi Buddha namun kemudian mengurungkan niat kebuddhaannya dengan maksud agar dapat menolong manusia lain untuk mencapai kebuddhaan, oleh karena itu ia dianggap suci. Ia adalah orang yang telah terlepas dari samsara. Sepanjang sejarah manusia dikenal 24 Boddhisattwa dari masa lalu, sekarang, maupun yang akan datang. Boddhisattwa yang penting adalah yang sekarang yaitu Awalokiteçwara. sedangkan yang akan datang adalah Maitreya (Ayat Rohaedi, dkk 1978: 28).
g) Arca Boddhisattva Manjuçri
Arca perunggu dalam sikap duduk di atas padmasana ganda bulat aus pada wajahnya. Padmasana berada di atas lapik segi 4 berprofil. Bagian tengah lapik yang mengecil berhias lubang tembus berbentuk garis vertikal dan garis silang. Tokoh bertangan dua, tangan kanan direntangkan ke samping, telapak tangan hilang. Tangan kiri ditekuk ke depan, telapak tangan di depan dada memegang pustaka (?). Mahkota meninggi, mungkin jatamakuta, jamang berhias simbar yang runcing. Hiasan telinga aus. Di kedua bahu terdapat rambut ikal terjurai.

h) Arca Buddha dari Tandihat-2
Arca Buddha perunggu disimpan di Museum Negeri Sumatera Utara. Arca dalam sikap berdiri abhangga mempunyai pasak di bawah telapak kakinya. Tinggi seluruh arca tersebut 36 cm. Tangan kanan dalam sikap Vitarkamudra memegang ujung jubah. Jubah uttârasańga yang menutupi kedua bahu tampak transparan sehingga bagian atas dari baju dalamnya

Sumber : Kepurbakalaan Padang Tinjauan Literatur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar