PROVINSI JAMBI
Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Secara administrasi, Candi Situs Orang Kayo Hitam terletak di
Desa Simpang, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Propinsi
Jambi. Sedangkan secara astronomis terletak berada pada koordinat
01o16’55,2” LS dan 104o04,55,1” BT. Situs ini dapat dikatakan
berjenis multi component sites mengingat di lokasi ini terdapat beberapa
jenis peninggalan dari masa berbeda, yaitu peninggalan masa Hindu Budha
dan masa Islam.

Masa Hindu Budha ditandai dengan adanya tinggalan
struktur bata kuno yang diduga sebagai Candi Budha beserta temuan
pendukungnya yang antara lain berupa tangan arca dan arca kepala
berwujud singa. Sedangkan masa Islam diketahui dengan adanya tinggalan
berupa makam yang dipercaya sebagai makam pendiri Kesultanan Jambi yaitu
Makam Orang Kayo Hitam dan Putri Mayang Mangurai serta makam Orang Kayo
Pingai (kakak Orang Kayo Hitam) di seberang sungai Batanghari.

Struktur
bata kuno yang diduga merupakan reruntuhan bangunan candi ini telah
cukup dilakukan pengumpulan data awal di tahun-tahun sebelumnya.
Keberadaannya yang terletak tidak jauh dari lokasi Makam Orang Kayo
Hitam cukup strategis secara dilihat dari faktor jumlah kunjungan. Di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur sendiri baru satu tinggalan arkeologis
yang dilakukan tindakan pemugaran yaitu Candi Keramat 1. Hal-hal
demikian dapat dijadikan faktor strategis untuk dapat menjalin hubungan
koordinasi yang baik dengan Pemerintah Daerah Tanjung Jabung Timur
khususnya dan masyarakat pada umumnya bahwa BCB yang berada di
wilayahnya juga mendapat perhatian dari Balai Pelestarian Peninggalan
Purbakala Jambi.
Namun sebelum tindakan pemugaran pada struktur OKH 2
dilakukan perlu dilaksanakan studi teknis terlebih dahulu sebagai acuan
dalam pelaksanaan pemugaran selanjutnya. Studi Teknis Pemugaran adalah
tahapan kegiatan dalam rangka menetapkan tata cara dan teknik
pelaksanaan pemugaran berdasarkan penilaian atas setiap perubahan atau
kerusakan yang terjadi pada bangunan, serta cara penanggulangannya
melalui pendekatan sebab dan akibat. Tahun ini fokus studi teknis hanya
dilakukan pada struktur OKH 2, situs OKH sendiri sekurangnya memiliki
lebih dari 5 gundukan tanah yang diperkirakan mengandung struktur bata.
Namun sebelum keseluruhannya dilakukan tindakan berupa studi teknis,
perlu dilakukan ekskavasi penyelamatan terlebih dahulu untuk membuktikan
keberadaan struktur bata di lokasi lain tersebut cukup untuk memenuhi
syarat keutuhan atau tidak untuk dipugar nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar