Kondisi situs
Candi Bingin Jungut terletak di Desa Bingin Jungut, Kecamatan Muara Kelingi, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan. Untuk sampai ke situs tersebut, harus berhenti di hutan marga
tepat di dekat desa. Tim kemudian berjalan kaki sekitar 500 meter masuk
hutan. Dipandu dua warga Desa Bingin Jungut, tim mencoba menemukan situs candi. Sayang
sekali, saat ditemukan setelah 15 menit berjalan kaki, candi ini dalam
kondisi telantar, tidak dirawat, dan tertutup pepohonan lebat. Batu bata
bekas fondasi candi juga berserakan. Meski demikian, masyarakat
setempat tetap menghargai candi itu sebagai peninggalan nenek moyang
mereka. Situs itu dikeramatkan warga sebagai tempat berdoa kepada
leluhur.
Hasi penelitian
Keberadaan candi untuk kali pertama dilaporkan oleh Schnitger pada 1937 dalam bukunya yang berjudul The Archaeology of Hindoo Sumatra. Selanjutnya ia menyebutkan dari situs tersebut ditemukan arca Awalokiteśwara
yang bertangan empat (kini disimpan di Museum Nasional, D-216-247) dan
arca Buddha yang belum selesai (kini disimpan di Museum Balaputradewa
Palembang).
Arca Awalokiteśwara yang
bertangan empat digambarkan dalam posisi berdiri (berukuran tinggi 192
cm) dan memakai mahkota dengan hiasan Buddha Amithaba. Di bagian
punggungnya terdapat tulisan yang berbunyi //daŋ ācāryya syuta//.
Arca tersebut adalah Arcaha Mahāyana yang dibuat di tempat setelah
keluarga Śailendra berkuasa di Jawa pada abad ke-7–9 Masehi. Berdasarkan
bentuk tulisannya berasal dari sekitar abad ke-8 Masehi. Arca Buddha yang belum selesai
digambarkan dalam posisi tapak tangan kanan diarahkan ke depan,
sedangkan tangan kirinya tertutup jubah. Bagian bawah arca belum selesai
dikerjakan. Arca Buddha itu termasuk Buddha Mahāyana yang dibuat di
tempat dan mungkin telah ada ketika I-Tsing bermukim di Śrīwijaya.
Gambar 1. Arca candi
Sumber : Utomo ( 2010, p.155)
Gambar 2. Penelitian situs
Sumber : Putra ( 2014, p.1)
Temuan berikutnya berupa patung kepala naga terjadi pada bulan September 2014. Balai Arkeologi Palembang memastikan hasil temuan merupakan hiasan pada pintu masuk bagian atas candi Bingin Jungut sekitar abad 12 masa Hindu-Budha. Patung berukuran panjang 70 sentimeter dan lebar 16 sentimeter tersebut
ditemukan tak jauh dari Sungai Musi pada Senin 10 September 2014 sekitar
pukul 10.00 WIB. Ornamen berbentuk kepala singa itu pertama kali ditemukan seorang warga
bernama Sutarman. Batu itu terpendam di lahan milik Hamim (68).
Patung kepala singa
Sumber : Wedya ( 2014, P.1)
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Musirawas,
Hamam Santoso menerangkan, pihaknya sudah mengamankan
sejumlah temuan dari warga sekitar lokasi selain temuan kepala patung. Temuan yang diamankan itu diantaranya sejumlah bata dan puing-puing dari mahkota kepala patung.
Daftar Pustaka :
Haryadi, S. (2014, September 12). Balai arkeolog sebut patung kepala ada hiasan candi bingin jungut. Sriwijaya Post. Retrieved September 22, 2016, from
http://www.kompas.co.id
Nababan, H. F. (2010, March 10). Jelajah musi : candi bingin dikeramatkan warga. Kompas Cyber Media. Retrieved September 22, 2016, from
http://www.kompas.co.id
Putra, Y.M.P. (2014, March 23). Disbudpar investigasi cagar budaya di bingin jungut. Republika News. Retrieved September 22, 2016, from
http://www.palembang.tribunnews.co.id
Utomo, Bambang Budi, 2014, “Candi Bingin Jungut” dalam Wiwin Djuwita Sudjana Ramelan (ed.) Candi Indonesia Seri Sumatera, Kalimantan, Bali, Sumbawa, Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hlm. 155–156
Wedya, E.N. (2014, September 12). Penemuan batu berbentuk kepala singa hebohkan warga. Okezone News. Retrieved September 22, 2016, from http://www.nws. okezone.com