koding

Selamat Datang di Laman Situs Hindu- Budha Kawasan Sumatera, Madura, dan Kalimantan Republik Indonesia. Selamat Menambah ilmu. Lestarikan Cagar Budaya Kita ! Sadarkan Masyarakat Kita ! UU No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR:PM.49/UM.001/MKP/2009 TENTANG PEDOMAN PELESTARIAN BENDA CAGAR BUDAYA DAN SITUS.

Jumat, 30 September 2016

Candi Bingin Jungut - Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan

Kondisi situs
Candi Bingin Jungut terletak di Desa Bingin Jungut, Kecamatan Muara Kelingi, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan.  Untuk sampai ke situs tersebut, harus berhenti di hutan marga tepat di dekat desa. Tim kemudian berjalan kaki sekitar 500 meter masuk hutan. Dipandu dua warga Desa Bingin Jungut, tim mencoba menemukan situs candi. Sayang sekali, saat ditemukan setelah 15 menit berjalan kaki, candi ini dalam kondisi telantar, tidak dirawat, dan tertutup pepohonan lebat. Batu bata bekas fondasi candi juga berserakan. Meski demikian, masyarakat setempat tetap menghargai candi itu sebagai peninggalan nenek moyang mereka. Situs itu dikeramatkan warga sebagai tempat berdoa kepada leluhur.

Hasi penelitian
Keberadaan candi untuk kali pertama dilaporkan oleh Schnitger pada 1937 dalam bukunya yang berjudul The Archaeology of Hindoo Sumatra. Selanjutnya ia menyebutkan dari situs tersebut ditemukan arca Awalokiteśwara yang bertangan empat (kini disimpan di Museum Nasional, D-216-247) dan arca Buddha yang belum selesai (kini disimpan di Museum Balaputradewa Palembang). 

Arca Awalokiteśwara yang bertangan empat digambarkan dalam posisi berdiri (berukuran tinggi 192 cm) dan memakai mahkota dengan hiasan Buddha Amithaba. Di bagian punggungnya terdapat tulisan yang berbunyi //daŋ ācāryya syuta//. Arca tersebut adalah Arcaha Mahāyana yang dibuat di tempat setelah keluarga Śailendra berkuasa di Jawa pada abad ke-7–9 Masehi. Berdasarkan bentuk tulisannya berasal dari sekitar abad ke-8 Masehi. Arca Buddha yang belum selesai digambarkan dalam posisi tapak tangan kanan diarahkan ke depan, sedangkan tangan kirinya tertutup jubah. Bagian bawah arca belum selesai dikerjakan. Arca Buddha itu termasuk Buddha Mahāyana yang dibuat di tempat dan mungkin telah ada ketika I-Tsing bermukim di Śrīwijaya.


Gambar 1. Arca candi 
Sumber : Utomo ( 2010, p.155)

Pada 1997 dan 1998 Balai Arkeologi Palembang mengadakan penelitian arkeologi di situs itu. Dari penelitian yang dilakukannya, tim berhasil menemukan struktur fondasi bangunan bata. Namun karena kotak yang digali tidak banyak, atau mungkin keadaan struktur telah rusak, maka bentuk dan ukuran denah bangunan belum dapat diketahui. Lepas dari keadaan situs yang telah rusak, di daerah tersebut pada masa lampau terdapat sekelompok masyarakat yang beragama Buddha. Pada awal  Februari 2014 ada laporan masyarakat akan penemuan benda bersejarah dilakukan penelitian pada pertengahan Maret 2014. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, menginventarisir dan investigasi penemuan dua cagar budaya di Desa Bingin Jungut.

 Gambar 2. Penelitian situs
Sumber : Putra ( 2014, p.1)

Temuan berikutnya berupa patung kepala naga terjadi pada bulan September 2014. Balai Arkeologi Palembang memastikan hasil temuan merupakan hiasan pada pintu masuk bagian atas candi Bingin Jungut sekitar abad 12 masa Hindu-Budha. Patung berukuran panjang 70 sentimeter dan lebar 16 sentimeter tersebut ditemukan tak jauh dari Sungai Musi pada Senin 10 September 2014 sekitar pukul 10.00 WIB. Ornamen berbentuk kepala singa itu pertama kali ditemukan seorang warga bernama Sutarman. Batu itu terpendam di lahan milik Hamim (68).
  Patung kepala singa
Sumber : Wedya ( 2014, P.1)

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Musirawas, Hamam Santoso menerangkan, pihaknya sudah mengamankan sejumlah temuan dari warga sekitar lokasi selain temuan kepala patung. Temuan yang diamankan itu diantaranya sejumlah bata dan puing-puing dari mahkota kepala patung.


Daftar Pustaka :
Haryadi, S. (2014, September 12). Balai arkeolog sebut patung kepala ada hiasan candi bingin jungut. Sriwijaya Post. Retrieved  September 22, 2016, from http://www.kompas.co.id  

Nababan, H. F. (2010, March 10). Jelajah musi : candi bingin dikeramatkan warga. Kompas Cyber Media. Retrieved  September 22, 2016, from http://www.kompas.co.id  

Putra, Y.M.P. (2014, March 23). Disbudpar investigasi cagar budaya di bingin jungut. Republika News. Retrieved  September 22, 2016, from http://www.palembang.tribunnews.co.id  

Utomo, Bambang Budi, 2014, “Candi Bingin Jungut” dalam Wiwin Djuwita Sudjana Ramelan (ed.) Candi  Indonesia Seri Sumatera, Kalimantan, Bali, Sumbawa, Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hlm. 155–156

Wedya, E.N. (2014, September 12). Penemuan batu berbentuk kepala singa hebohkan warga. Okezone News. Retrieved  September 22, 2016, from http://www.nws. okezone.com 

Tidak ada komentar: