koding

Selamat Datang di Laman Situs Hindu- Budha Kawasan Sumatera, Madura, dan Kalimantan Republik Indonesia. Selamat Menambah ilmu. Lestarikan Cagar Budaya Kita ! Sadarkan Masyarakat Kita ! UU No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR:PM.49/UM.001/MKP/2009 TENTANG PEDOMAN PELESTARIAN BENDA CAGAR BUDAYA DAN SITUS.

Kamis, 29 September 2016

Situs Beringin Jaya - Kabupaten Musi Rawas Utara - Sumatera Selatan

Kondisi situs
Situs Beringin Jaya secara administratif terletak di Desa Beringin Jaya, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan. Reruntuhan situs berada di dasar sungai Rupit. Penemuan situs ini terjadi ketika penduduk setempat bernama Rozak melakukan penyelaman pada tanggal 3 Juli 2012. Perkiraan bentuk situs yang terdapat di dasar sungai berupa benteng ataupun candi.
 
Penyelam Temukan Benteng Sriwijaya di Dasar Sungai Rupit - bata2.jpg
Gambar 1. Kondisi situs
Sumber : Fikri ( 2012, P.1)

Hasil penelitian
Batu bata yang berhasil diambil dari situs memiliki ukuran 8 X 18 X 33 cm. Jumlah batu bata yang telah diambil mulai tanggal 3 hingga 8 Juli 2012 ialah  sekitar 40 batubata. Batu bata berwarna coklat, ada yang sudah jadi hitam dan hijau karena lumutan. Ukuran itu jauh lebih besar ketimbang batubata saat ini.
 
Penyelam Temukan Benteng Sriwijaya di Dasar Sungai Rupit - bata.jpg
 Gambar 2. Sisa batu bata situs
Sumber : Fikri ( 2012, P.2)
 
Peneliti Balai Arkeologi Palembang, Kristanti Indriastuti mengatakan, batubata tersebut identik dengan temuan di Candi Lesungbatu dan Candi Tingkip di tepi Sungai Rawas, Musirawas. Sungai Rupit merupakan anak Sungai Rawas. Agus Suryadadi, peneliti dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi, mengatakan, Batu bata itu kemungkinan besar bagian dari bangunan di masa klasik Kerajaan Sriwijaya. Pada temuan candi dan artefak kuno di Sumatera Selatan dan Jambi, keberadaan Kerajaan Sriwijaya ditandai temuan mayoritas Candi Budha. “Namun kami belum bisa pastikan bangunan apa. Bisa jadi candi, bisa juga benteng pertahanan seperti diduga warga setempat,” katanya.
 
Menurut Agus, pada jaman dulu kebiasaan permukiman penduduk dan bangunan tempat ibadah berada di dekat sungai yang merupakan jalur transportasi. Beda dengan sekarang lewat jalur darat. Merujuk pada temuan di Jambi ada Candi Dusun Mudo dekat Sungai Batanghari. Karena terjadi erosi, posisi candi di temukan tepat berada di tepi sungai. Maka perlu dilakukan observasi juga kondisi Sungai Rupit di masa lalu.“Temuan itu akan disurvei dan diteliti lebih lanjut. Sebuah candi ada komponen lain selain batubata, misalnya arca dan keramik yang menandakan itu candi. Begitu pula kalau bangunan itu benteng,” katanya. Ada kemungkinan pula itu bangunan permukiman warga. Seperti kasus di Jambi, batu candi dipergunakan oleh masyarakat jaman dulu (setelah candi tidak difungsikan) sebagai bahan bangunan lain seperti rumah dan bagian makam.kata Agus.

Daftar Pustaka :
Fikri, A.H. (2012, July 9). Penyelam temukan benteng sriwijaya di dasar sungai rupit. Tribun News. Retrieved  September 22, 2016, from http://www.sumsel.tribunews.com











Arkeologi Dengan demikian rasa penasaran masyarakat bisa terjawab,” kata Agus. 

Tidak ada komentar: