Menurut catatan Bosch (OV 1930) pada tahun 1930-an Biaro Si Topayan masih terdapat bagian kaki dengan susunan bata yang masih terkonsentrasi. Ukuran bata penyusun biaro adalah 5 X 15 X 28 cm.
Biaro Induk berukuran 3,5 X 3,5 meter, di kanan-kiri tangga naik terdapat makara, serta dua arca Bhairawa. Biaro perwara yang berbentuk mandapa berada di depan biaro induk namun tidak berada dalam garis lurus, tetapi sedikit ke utara. Dari sudut timur laut dan tenggara biaro induk terdapat pagar langkan yang diperpanjang hampir ke teras pendopo, di ujung kedua pagar langkan tersebut terdapat batu berinskripsi (Schnitger 1937: 31).
a) Makara 1
Makara dalam kondisi utuh, namun aus di beberapa bagian, disimpan di Museum Negeri Sumatera Utara. Tinggi 126 cm, panjang 84 cm dan lebar 51 cm.Tampak samping: pinggiran rahang melengkung, di bagian atas membentuk ikal. Taring panjang di atas mata, taring pendek dari rahang atas ke bawah. Tangan memakai gelang lengan berhias pola sulur; mata besar, lonjong, bulu mata panjang. Telinga kecil bagian atas meruncing, pinggiran rahang bagian bawah berhias pola sulur, seluruh permukaan di luar tokoh makara berhias pola garis-garis melengkung. Tampak depan: kepala bagian depan berhias dua bunga mekar tersusun dari bawah ke atas, masing-masing bunga mempunyai benangsari yang terjulur. Di dalam mulut makara ada tokoh berdiri, kaki kanan agak ditekuk, telapak ke samping. Tokoh tersebut mengenakan mahkota tinggi, jamang berhias pola bulat, wajah aus, hiasan telinga berbentuk lingkaran besar, kalung berhias pola sulur, aus. Upawita berbentuk tali polos dua susun; kelat bahu dan gelang terdiri dari dua susun tali polos. Tangan kiri memegang perisai bulat berhias pola bunga. Tangan kanan memegang pedang panjang, kain sampai di atas lutut, berhias pola jlamprang. Wiron memanjang sampai telapak kaki, gelang kaki satu polos, di kanan kiri tokoh terdapat garis horizontal seperti menggambarkan sinar. Tampak belakang berhias
lengkungan atau bulatan dengan isian pola bunga dalam garis-garis lebar.
Makara dalam kondisi utuh, namun aus di beberapa bagian, disimpan di Museum Negeri Sumatera Utara. Tinggi 126 cm, panjang 84 cm dan lebar 51 cm.Tampak samping: pinggiran rahang melengkung, di bagian atas membentuk ikal. Taring panjang di atas mata, taring pendek dari rahang atas ke bawah. Tangan memakai gelang lengan berhias pola sulur; mata besar, lonjong, bulu mata panjang. Telinga kecil bagian atas meruncing, pinggiran rahang bagian bawah berhias pola sulur, seluruh permukaan di luar tokoh makara berhias pola garis-garis melengkung. Tampak depan: kepala bagian depan berhias dua bunga mekar tersusun dari bawah ke atas, masing-masing bunga mempunyai benangsari yang terjulur. Di dalam mulut makara ada tokoh berdiri, kaki kanan agak ditekuk, telapak ke samping. Tokoh tersebut mengenakan mahkota tinggi, jamang berhias pola bulat, wajah aus, hiasan telinga berbentuk lingkaran besar, kalung berhias pola sulur, aus. Upawita berbentuk tali polos dua susun; kelat bahu dan gelang terdiri dari dua susun tali polos. Tangan kiri memegang perisai bulat berhias pola bunga. Tangan kanan memegang pedang panjang, kain sampai di atas lutut, berhias pola jlamprang. Wiron memanjang sampai telapak kaki, gelang kaki satu polos, di kanan kiri tokoh terdapat garis horizontal seperti menggambarkan sinar. Tampak belakang berhias
lengkungan atau bulatan dengan isian pola bunga dalam garis-garis lebar.
b) Makara 2
Makara 2 terbuat dari batu, dalan keadaan hilang di beberapa tempat, aus, dan banyak coretan tangan. Di belakang rahang terdapat lengan bercakar dengan hiasan suluran mulai pangkal lengan, bagian telinga sudah aus. Mata berbentuk bulat telur agak membulat, alis mata berupa garis-garis vertikal membentuk lengkungan searah dengan garis mata. Rahang atas seperti belalai, bagian depan makara sudah patah. Rahang atas dan bawah sudah aus. Dalam mulut makara digambarkan tokoh orang dalam posisi berdiri dengan sikap kaki membuka lebar, kaki kiri agak menekuk, kaki kanan lurus. Tokoh tersebut sudah aus pada bagian kepala, memakai kain dari pinggang sampai dengan setengah paha dengan motif hias geometris. Hiasan di belakang makara berupa sulur gelung.
c) Fragmen Arca tokoh 1
Fragmen arca tokoh terbuat dari batu dalam keadaan aus, bagian kepala, lengan kanan, dan pinggul ke bawah sudah hilang. Pada lengan kiri masih terlihat gelang lengan yang mempunyai simbar di tengahnya. Arca berada di halaman Biaro Si Topayan, berukuran tinggi: 44 cm, lebar 35 cm, dan tebal 20 cm.
Makara 2 terbuat dari batu, dalan keadaan hilang di beberapa tempat, aus, dan banyak coretan tangan. Di belakang rahang terdapat lengan bercakar dengan hiasan suluran mulai pangkal lengan, bagian telinga sudah aus. Mata berbentuk bulat telur agak membulat, alis mata berupa garis-garis vertikal membentuk lengkungan searah dengan garis mata. Rahang atas seperti belalai, bagian depan makara sudah patah. Rahang atas dan bawah sudah aus. Dalam mulut makara digambarkan tokoh orang dalam posisi berdiri dengan sikap kaki membuka lebar, kaki kiri agak menekuk, kaki kanan lurus. Tokoh tersebut sudah aus pada bagian kepala, memakai kain dari pinggang sampai dengan setengah paha dengan motif hias geometris. Hiasan di belakang makara berupa sulur gelung.
c) Fragmen Arca tokoh 1
Fragmen arca tokoh terbuat dari batu dalam keadaan aus, bagian kepala, lengan kanan, dan pinggul ke bawah sudah hilang. Pada lengan kiri masih terlihat gelang lengan yang mempunyai simbar di tengahnya. Arca berada di halaman Biaro Si Topayan, berukuran tinggi: 44 cm, lebar 35 cm, dan tebal 20 cm.
d) Fragmen arca penjaga 1
Fragmen arca penjaga bagian kaki kanan dan kiri yang hanya tinggal separuh betis hingga telapak kaki yang menyambung dengan lapiknya, terbuat dari batu. Arca berada di halaman Biaro Si Topayan. Di antara kedua kakinya terdapat juntaian kain berlipat-lipat yang dipahat dalam bentuk garis- garis. Pada kedua pergelangan kaki terlihat memakai gelang berbentuk tali polos satu susun. Tinggi lapik: 27 cm, tinggi kaki arca: 23 cm, tebal: 43 cm, dan lebar: 40 cm.
e) Fragmen arca penjaga 2
Fragmen arca kaki di atas lapik terbuat dari batu, kedua kaki hanya tinggal setengah betis ke bawah, dengan ukuran tinggi lapik: 23 cm, tinggi kaki arca 39 cm, lebar: 45 cm, dan tebal 32 cm. Di antara kedua kakinya terdapat juntaian kain berlipat-lipat yang dipahat dalam bentuk garis-garis. Pada kedua pergelangan kaki memakai gelang berbentuk ular. Arca berada di halaman Biaro Si Topayan.
f) Fragmen arca penjaga 3
Fragmen arca terbuat dari batu ditemukan tinggal bagian pinggul ke bawah sampai dengan bagian atas lutut kaki kanan, dengan ukuran tinggi 52 cm, lebar: 41 cm, dan tebal 30 cm. Arca mengenakan kain mulai dari pinggang sampai dengan sebagian paha dengan motif hias ceplok bunga dalam bingkai geometris. Di antara kedua kakinya pada bagian depan dan belakang terdapat juntaian kain (sampur). Arca berada di halaman Biaro Si Topayan.
g) Fragmen Stambha 1
Fragmen stambha terbuat dari batu berupa bagian kemuncak, yang sudah patah di bagian atasnya, ukuran stambha tinggi 47 cm, diameter bawah 20 cm, diameter bagian tengah 35 cm; diameter bagian atas 21 cm. Fragmen Stambha berbentuk bulat agak lonjong, dengan ukuran diameter bagian tengah lebih besar dibandingkan bagian bawah dan atasnya.
Pola hias yang terdapat pada fragmen stambhaini dari bawah ke atas terbagi menjadi empat bagian yang masing-masing dibatasi oleh band (tali polos). Pola hias yang dipahatkan: paling bawah berupa gambar lengkung seperti putik bunga; bagian atasnya berupa untaian manik-manik membentuk guirlande; bagian atasnya berupa motif kepala kala (?) yang diselingi dengan motif berbentuk dua bulatan bersusun ke atas dan bagian paling atas berupa tali polos membentuk lingkaran. Pada saat sekarang benda tersebut berada di halaman Biaro Si Topayan.
h) Fragmen stambha 2
Fragmen stambha 2 terbuat dari batu berbentuk silindris dengan diameter bagian bawah, tengah dan atas relatif sama. Tidak terdapat pola hias (polos) hanya terdapat tali polos horizontal mengelilingi stambha di bagian bawah dan atasnya. Berdasarkan foto tahun 1976 diketahui bahwa bagian atas stambha masih terdapat kemuncak yang bentuknya membulat (Suleiman 1976: 38). Pada saat sekarang benda tersebut berada di halaman Biaro Si Topayan.
i) Lapik 1
Lapik batu persegi empat yang pecah menjadi dua, di bagian samping tengah terdapat panil-panil polos. Pada saat sekarang lapik tersebut berada di halaman Biaro Si Topayan. Bagian bawah dan atas lapik lebih menonjol dari bagian tengahnya. Di bagian permukaan atas lapik terdapat cerat berukuran panjang 18 cm, dan lebar 2,5 cm sehingga menyerupai yoni. Tinggi lapik 42 cm, lebar 76 cm, panjang 100 cm. Pada bagian atas terdapat cekungan berbentuk segi empat berukuran panjang 50 cm, lebar 30 cm dan kedalaman 5 cm.
j) Lapik 2
Lapik segi empat terbuat dari batu mempunyai pelipit di keempat sisinya, bagian tengah lebih kecil jika dibandingkan dengan bagian bawah dan atasnya. Ukuran tinggi lapik 48 cm, bagian atas panjang 44 cm, lebar 42 cm, dan bagian bawah panjang 51 cm, dan lebar 42 cm. Bentuk lapik sama dengan lapik berinskripsi yang sudah dipindahkan di Museum Negeri Medan, namun lapik tersebut polos (tidak berinskripsi). Lapik tersebut berada di halaman Biaro Si Topayan.
Lapik berbentuk segi 8, salah satu sisinya hilang, di bagian sudut-sudutnya terdapat lekukan 3 sudut, sehingga jika utuh lapik ini berbentuk segi 12, dan mempunyai bingkai atas dan bawah. Bagian tengah lapik lebih kecil jika dibandingkan dengan bagian bawah dan atasnya. Di bagian atas terdapat cekungan berbentuk bujur sangkar dengan sisi berukuran 40 cm, dan kedalaman 5 cm. Ukuran lapik keseluruhan tinggi 60 cm, bagian atas berukuran panjang 58 cm, lebar 58 cm; bagian bawah: tinggi 31 cm; panjang 26 cm dan lebar 26 cm. Lapik tersebut berada di halaman Biaro Si Topayan.
l) Umpak
Umpak-umpak polos berlubang segi empat di atasnya, berukuran 24 X 24 cm dan tinggi 24 cm. Bagian atas terdapat lubang segi empat berukuran 9 X 9 cm dan kedalaman 8 cm. Selain lapik berlubang terdapat juga umpak berlubang dangkal dengan ukuran 28 X 28 cm dan tinggi 30 cm; lubangnya berukuran 5 X 2 cm dan kedalaman 2 cm. Umpak tersebut berada di halaman Biaro Si Topayan. Umpak-umpak tersebut merupakan indikasi adanya bangunan bertiang.
m) Fragmen kemuncak
Fragmen kemuncak bangunan berbentuk segi empat di bagian atasnya terdapat hiasan kelopak padma membulat. Ukuran fragmen kemuncak panjang, 40 cm, lebar 40 cm, tinggi 45 cm.
Sumber : Susetyo, S. (2010). Kepurbakalaan padang lawas, sumatera utara : tinjauan gaya seni bangun, seni arca, dan latar keagamaan. Unpublished undergraduate thesis, Universitas Indonesia, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar